Gambar tema oleh Igniel
Featured Post

Kekuatan Melepas

Satu sisi _ sebagian orang tua mengeluh bagaimana tidak mandirinya anak mereka.  Baik dalam rentang usia 4- 6 tahun, 7 - 10 tahun, 11 - 15 tahun bahk…

Yuk belajar literasi (1)

1 komentar

Belajar literasi ternyata memberikan pemahaman baru saya tentang banyak hal.  Saat saya memulai belajar literasi kepada ahlinya,_Ibu Sumarti Thahir. Beliau adalah seorang pegiat literasi. Disnilah saya menemukan benang merah antara kemampun literasi dengan proses berpikir. 

Dimulai dari kemampuan menyimak. Ada keajaiban apa dari menyimak ? Nah, kemampuan menyimak sendiri terdiri dari 3 tahap. Dimulai dari tahap terendah hingga tahap tertinggi. Pencapaian hingga tahap tertinggi sebaiknya sudah dicapai oleh seorang anak di usia 8 tahun. Tahap pertama adalah bagaimana seseorang itu mengenal fitur-fitur bahasa. Dimulai dari bunyi, kata, kalimat hingga paragraf. Di usia batita, anak akan fokus pada suara-suara yang ia anggap bermakna. Sementara suara lain yang tidak bermakna tidak akan mendapatkan perhatiannya. Itulah mengapa bayi usia 1 - 2 tahun senang akan suara-suara yang sering hadir di dalam kehidupannya. Oya, kemampuan menyimak ini sendiri sebenarnya sudah dimiliki oleh janin berusia 6 bulan. 

Masih di tahap mengenal fitur-fitur bahasa, orang tua perlu paham bahwa nada itu sangat mempengaruhi ketertarikan seseorang untuk berkomunikasi. Nah bayangkan nada seperti apa yang anda bangun sehari-hari bersama pasangan dan anak-anak? Bagaimana nada anda saat menceritakan kisah-kisah ? Bagaimana nada anda saat berniat memperbaiki kesalahan anak? Sekali pasangan bicara kita tidak merasa nyaman dengan nada yang diberikan, maka ia tidak akan menyimak apa yang kita katakan. 

Masih terkait fitur-fitur bahasa, maka seharusnya anak dikenalkan dengan banyak kata. Maka, memahamkan banyak kata baik melalui cerita, berjalan-jalan di alam, membaca buku hingga terlibat dengan banyak proses kehidupan akan sangat membantu anak kita untuk mengenal banyak kosakata. Selanjutnya anak dibantu untuk membuat kalimat agar ia bisa mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan tepat. Dan sunggu banyak yang sebenarnya kita perlu bimbing anak-anak kita. 

Tahap kedua adalah ketika anak dapat menangkap pesan dari tutur lisan atau dengan kata lain saat seseorang dapat berkomunikasi.  Anak paham apa yang dimaksud dengan ibunya sebagai orang terdekatnya. Proses memahamkan ini perlu dialog atau komunikasi dua arah. Memahami maksud tutur lisan membutuhkan konfirmasi berulang. Kefahaman ini dapat tercapai apabila ketrampilan menyimak tahap awal sudah tercapai untuk pemahaman fitur-fitur bahasa seperti kata dan kalimat.  Setelah tahap satu dan dua terlampaui oleh seorang anak, maka saatnyalah ia memulai ketrampilan tahap tiga yaitu ia kemampuan mengambil keputusan. 

Tahap ketiga dalam menyimak adalah kemampuan mengambil keputusan . Tahapan ini adalah tahapan tertinggi dari ketrampilan menyimak dan diharapkan anak usia 8 tahun sudah mencapai tahapan ketiga ini. Di tahap ini,  saat anak sudah memahami fitur-fitur bahasa, saat anak sudah paham maksud dari isi pesan yang ia dengar , maka masuklah kepada tahapan ia bisa memilah dan memilih untuk kepentingan pengambilan keputusan. Disinilah pentingnya proses berpikir. Mengambil keputusan artinya dia mulai menggunakan akalnya untuk berpikir. Jadi, bahasa itu bukanlah alat untuk sekedar berkomunikasi, namun menjadi sebuah "alat" berpikir. 

Proses berpikir inilah yang terus menerus kita latihkan pada anak. Bagaimana anak dapat mengambil keputusan jika dia tidak paham arti sebuah kata bahkan kalimat. Bagaimana anak dapat mengambil keputusan, jika yang ia simpan di memori hanyalah hal-hal yang tidak penting. Atau bagaimana orang dewasa dapat membangun rencana-rencana besarnya jika ia masih saja terus menyimpan dendam kepada masa lalu ataupun tidak bisa memilah mana yang patut didengar, mana yang tidak. 

Proses berpikir ini pun seharusnya memiliki pola deduktif ataupun induktif. Proses  berpikir deduktif adalah proses berpikir dari hal yang umum lalu dilanjutkan pada hal-hal yang khusus. Contoh : Virus Corona adalah virus yang sangat berbahaya. Mengapa dikatakan bahaya ? Karena (1) ..., (2) ...., (3) ....

Berpikir Induktif adalah berpikir dari hal-hal khusus lalu umum. Contoh : Pak Joko kena corona sembuh.  Bu siti kena corona meninggal; lalu pak Muhammad juga sembuh.  Berarti orang yang terkena virus corona itu memiliki peluang untuk sembuh. Bagaimana bisa? Ternyata pak Joko dan pak Muhammad sangat menjaga stamina dan imun tubuh juga memperhatikan protokol kesehatan. Sehingga kita dapat terhindari dari virus corona jika imun tubuh kita kuat dan selalu mentaati protokol kesehatan. 

 

Saat seseorang bisa berpikir baik secara induktif atau deduktif, maka pola berpikirnya memiiki kerunutan. 


Yuk berikan pelajaran literasi terbaik di dalam keluarga kita. Dimulai dari hal terkecil yaitu ketrampilan menyimak. Perhatikan nada, penguasaan kosakata serta bagaimana membangun kalimat. Sering-seringlah berkomunikasi dan ajak anak untuk bertukar pikiran, memecahkan masalah serta berikan kesempatan untuk memilih juga mengambil keputusan. 

Related Posts

There is no other posts in this category.

1 komentar

  1. How to download the Oculus Quest 2 | DrmCD
    If 제주도 출장샵 you're looking for a great VR sports game, you've come to 대전광역 출장마사지 the right 김해 출장마사지 place. The 영천 출장마사지 Oculus Quest 2 is a VR 경상남도 출장샵 headset that lets you experience the action in person. It's a

    BalasHapus

Posting Komentar