Gambar tema oleh Igniel
Featured Post

Kekuatan Melepas

Satu sisi _ sebagian orang tua mengeluh bagaimana tidak mandirinya anak mereka.  Baik dalam rentang usia 4- 6 tahun, 7 - 10 tahun, 11 - 15 tahun bahk…

TIga Sifat dari Beragama (3)_ Siddiq

Posting Komentar
Buya Hamka di dalam bukunya menuliskan bahwa Solon, ahli pemreintahan bangsa Yunani memberikan hukuman bunuh juga kepada siapa saja yang berdusta walaupun kecil dustanya.
Subhanallah, ajaran Islam lebih tinggi daripadanya dalam mengatur tentang siddiq, berkata benar. Mengapa berkata benar itu adalah satu sifat penting ? Karena di muka bumi ini, tidak ada orang yag bisa hidup sendiri. Semuanya saling membutuhkan pertolongan hanya sekedar memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
Apakah kita bisa membayangkan saat kita membutuhkan petunjuk harus kemana kita belok dalam sebuah perjalanan, namun orang yang tidak jujur menyuruh kita lurus padahal jalan yang benar adalah berbelok ke kanan? Sudahlah tak sampai tujuan, bahaya juga bisa menghadang.
Pengasuhan membutuhkan orang tua yang mampu mengatakan sesuatu yang benar.
Surah An-Nahl, ayat 116;
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.”
Dari Ibnu Masud bahwa Rasulullah bersabda,
“Berkata benar jadikanlah kebiasaan bagimu, karena benar menurut kebaikan dan mengantarkan ke surga. Seseorang selalu berkata benar (pasti) ditentukan siddiq di sisi Allah. Dan berhati-hatilah kamu pendusta, karena dusta menimbulkan kekejian (kejahatan) dan akibatnya akan menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. Seseorang berdusta akhirnya ditentukan pendusta di sisi Allah”.
Kembali kepada orang tua, bahwa berkata dusta adalah pangkal dari sebuah kejahatan. Saat anak anda membutuhkan kebenaran untuk melanjutkan kehidupannya, lalu anda berbohong kepada mereka itu bagai menyiapkan anak untuk melakukan kejahatan.
Mungkin anda merasa bahwa hanyalah masalah kecil saat mengatakan "Yuk nanti lihat dinosaurus kalau makannya habis", "Kalau tidak berhenti main HP, nanti mamah buang HPnya", "Hidungmu jadi bengkok kalau kamu berbohong pada mamah" atau bahkan janji-janji yang tak pernah ditepati. Satu dua kali tidak terlihat pangkal kejahatan atau keburukan itu muncul, namun nanti tiba-tiba anak anda tumbuh menjadi pribadi yang pembohong. Sangat celaka.
Pun saat anda sebagai orang tua tidak mau mengakui kesalahan .Saat anak mengatakan "Kok mamah minum sambil berdiri? Katanya gak boleh" dan anda menjawab "Tadi tiba-tiba ada tokek lewat, jadi mamah berdiri" . Haissh . Saat itu bisa jadi anak anda tidak paham jika anda berbohong, namun sama sekali tidak ada keberkahan dan ridho dari Allah saat anda mengatakannya.
Orang tua yang maunya menasehati namun tidak mau dinasehati anak, akan menciptakan individu yang tidak mau pula mengakui kesalahan. Bisa saja saat di dunia kerja, ia melakukan kesalahan. Namun ia memiliki seribu alasan dibandingkan mau mengakui kesalahannya. Bukan saja pimpinan yang tidak percaya, anggota tim apalagi.
Lalu bagaimana jika sebuah pernikahan dibangun pula di atas kebohongan dan beribu alasan ? Seorang istri yang terus berkelit dengan alasan saat suaminya menegur akan kesalahan. Seorang suami yang kerap berdusta pada saat dia melakukan maksiat di luar. Tidak ada keberkahan di dalam rumah tangga seperti ini.
Ayah bunda_ini adalah sebuah nasihat diri bagi saya pribadi untuk terus berkata benar. Belajar dari sumber yang benar, orang yang ahli, teman-teman yang sholeh_semoga dapat terus menjaga kita untuk memiliki lisan yang diridhoi Allah.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar